NewsInfrastruktur

Taman Wisata Kedung Kotos Blora Terbengkalai, Kades: Kami Terkendala Anggaran

Blora, Lingkartv.com – Pemandangan tak sedap terlihat saat melintas di kawasan Taman Wisata Kedung Kotos Desa Ngliron, Kecamatan Randublatung, Blora. Taman tersebut terletak di lahan Perhutani KPH Randublatung, atau tepatnya berada di sebelah selatan kantor Desa Ngliron.

Diketahui, Taman Desa Wisata Kedung Kotos yang dibangun sekitar tahun 2022 itu terlihat terbengkalai, bahkan mangkrak tidak terawat.

Tampak di lokasi terdapat lima Gazebo yang dipenuhi semak belukar, rumput liar dan pohon jati, seolah tak pernah diurus. Padahal sebelumnya, taman ini digadang-gadang menjadi taman yang bisa digunakan masyarakat untuk sekedar refreshing dan beristirahat warga yang melintas.

Salah Seorang warga setempat, yang enggan menyebut namanya merasa prihatin dengan adanya bangunan Desa Wisata yang mangkrak dan tak terawat.

“Sangat disayangkan, sudah dibangunan kok tidak dirawat. Harusnya dirawat, dibersihkan, jalannya dibenahi, digrosok biar dikunjungi warga,”  ucapnya, baru-baru ini.

Sementara itu, Sekretaris Desa Ngliron, Jatmiko saat dikonfirmasi di kantornya mengatakan tidak tahu menahu soal pembangunan taman Desa Wisata Kedung Kotos.

“Saya tidak tahu mas tentang pembangunan Taman Desa Wisata Kedung Kotos. Semua yang mengerjakan kepala desa,” ucapnya.

Mengenai lokasi tersebut berada di lahan Perhutani, pihaknya berencana akan melakukan kerjasama setelah wisata tersebut berjalan dan berkembang.

Dirinya juga menjelaskan, untuk pengelolaannya akan diserahkan ke pengurus Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) setempat.

“Kami sudah pernah mengumpulkan dan merapatkan untuk membahas terkait pengelolaan wisata tersebut, namun masyarakat belum ada yang merespon untuk membuka usaha di situ. Mungkin, kalau sudah dibersihkan lokasinya dan ada warungnya ya bisa berjalan dan berkembang baru akan mengajukan kerjasamanya dengan pihak Perhutani,” tandasnya. 

Kepala Desa Ngliron: Kami Terkendala Anggaran

Setelah diberitakan kumuh dan terbengkalai, Taman Wisata Kedung Kotos di Desa Ngliron, Kecamatan Randublatung, Blora, akhirnya mulai dibersihkan. Pemerintah Desa Ngliron menurunkan pekerja untuk membersihkan semak belukar yang menutupi taman.

Kepala Desa Ngliron, Muntono, mengakui bahwa kondisi mangkraknya taman tersebut disebabkan oleh keterbatasan anggaran desa.

“Terus terang kami terkendala anggaran, sehingga taman wisata Kedung Kotos tidak terurus,” ujar Muntono saat ditemui di lokasi taman bersama para pekerja, Jumat (18/4).

Muntono menegaskan pihaknya akan segera melakukan renovasi agar taman bisa dimanfaatkan kembali oleh warga maupun pengendara yang sekadar ingin beristirahat.

“Ini sementara kita bersihkan dulu. Baru kita rinci kebutuhannya, dan akan kita anggarkan pada tahun 2026 mendatang,” tandasnya.

Ia juga menyampaikan permohonan maaf atas kondisi taman yang terbengkalai sejak dibangun menggunakan dana desa pada tahun 2022 lalu.

“Ini baru kita konsep, ke depannya akan kita sulap tempat ini menjadi tempat yang menjadi pilihan warga berwisata meski sederhana,” ucapnya.

Sebelumnya, kondisi taman yang berada di lahan milik Perhutani KPH Randublatung BKPH Ngliron RPH Kedungringin Petak 39 C, seluas 9,70 hektare, tampak memprihatinkan. Lima unit gazebo dipenuhi semak belukar, rumput liar, dan pohon jati. Taman yang sebelumnya diharapkan menjadi tempat refreshing warga, kini tidak terawat.

Seorang warga setempat mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi taman tersebut.

“Sangat disayangkan, sudah dibangunan kok tidak dirawat. Harusnya dirawat, dibersihkan, jalannya dibenahi, digrosok biar dikunjungi warga,” ucapnya.

Sementara itu, Sekretaris Desa Ngliron, Jatmiko, menyatakan tidak mengetahui detail pembangunan taman tersebut.

“Saya tidak tahu mas tentang pembangunan Taman Desa Wisata Kedung Kotos. Semua yang mengerjakan kepala desa,” ujarnya.

Terkait status lahan yang berada di wilayah Perhutani, pemerintah desa berencana mengajukan kerja sama apabila taman sudah mulai aktif dan berkembang. Pengelolaan taman nantinya akan diserahkan kepada pengurus BUMDes.

“Kami sudah pernah mengumpulkan dan merapatkan untuk membahas terkait pengelolaan wisata tersebut, namun masyarakat belum ada yang merespon untuk membuka usaha di situ. Mungkin, kalau sudah dibersihkan lokasinya dan ada warungnya ya bisa berjalan dan berkembang baru akan mengajukan kerjasamanya dengan pihak Perhutani,” tandasnya. (Hanafi – Lingkartv.com)

Artikel Terkait

Back to top button