
Sulit Mencari Pekerjaan, Ratusan Warga Blora Pilih Jadi TKI
Blora, Lingkartv.com – Kesulitan mencari pekerjaan di Kabupaten Blora membuat ratusan warga memilih untuk mengadu nasib menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Menurut data Dinas Perindustrian dan Ketenagakerjaan (Dinperinaker), hingga akhir tahun lalu, sebanyak 150 orang dari Blora telah berangkat menjadi pekerja migran. Kecamatan Todanan dan Cepu menjadi wilayah dengan jumlah terbesar.
Alasan utama warga memilih menjadi TKI adalah sulitnya mendapatkan pekerjaan di daerahnya, serta harapan untuk meningkatkan perekonomian keluarga.
Salah seorang warga Kecamatan Randublatung, Santi, mengungkapkan keinginannya untuk bekerja di Taiwan. Saat ini, Santi tengah mengikuti kursus bahasa agar dapat lebih lancar berkomunikasi di negara tujuan.
“Di sini juga susah mencari kerja, pengen sekalian merantau ke luar negeri, hasilnya nanti untuk bangun rumah,” ujar Santi, Senin (7/4).
Hal serupa disampaikan oleh seorang warga Kecamatan Cepu yang meminta agar namanya tidak dipublikasikan. Ia berniat bekerja di Korea Selatan untuk memperbaiki ekonomi keluarga, mengingat di tempat kelahirannya sulit mendapatkan pekerjaan.
“Sudah pelatihan bahasa Korea, dan kemungkinan tahun ini berangkat,” ungkap pria berusia 23 tahun itu.
Pria yang tamatan SMA ini juga menyampaikan kesehariannya yang bekerja membantu orang tuanya berjualan bahan dapur dan sayuran. Setiap pagi, ia berbelanja di pasar dan menjual barang di halaman rumah. Beberapa kali, ia juga berjualan sambil menggunakan rengkek, sebuah alat tradisional. “Keliling untuk dijual, menyediakan jasa pembelian bahan masakan ibu-ibu ketika ada hajatan,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Ketenagakerjaan (Dinperinaker) Blora, Endro Budi Darmawan, mengatakan bahwa minat warga untuk menjadi TKI cukup tinggi.
Faktor ekonomi dan besarnya gaji di luar negeri dibandingkan dengan di dalam negeri menjadi alasan utama. Data yang dihimpun hingga akhir tahun lalu mencatatkan 150 orang yang berangkat menjadi pekerja migran.
“Tren jumlah TKI dari Blora meningkat tahun lalu,” kata Endro.
Endro menjelaskan bahwa warga yang menjadi TKI tahun lalu berasal dari 16 kecamatan, dengan Kecamatan Todanan mencatatkan angka terbanyak, yakni 61 orang.
Kecamatan Cepu menyusul dengan 14 orang, dan Kecamatan Kota dengan 11 orang. Negara tujuan mereka antara lain Malaysia, Taiwan, Hongkong, Korea Selatan, Yordania, Saudi Arabia, Brunei Darussalam, Kroasia, Singapura, dan Polandia.
“Kebanyakan pekerja migran ini bekerja sebagai asisten rumah tangga, pekerja perkapalan, dan pekerja pabrik,” ungkapnya.
Pihaknya juga mengimbau agar para calon pekerja migran menggunakan agensi resmi. Jika melalui jalur ilegal, pemerintah akan kesulitan memberikan bantuan jika terjadi masalah saat bekerja.
“Pastikan PJTKI-nya resmi, dan sebelum berangkat, mendaftar dulu di Disperinaker,” harap Endro. Endro juga mengingatkan agar warga tidak mudah tertipu oleh calo yang menawarkan gaji besar melalui jalur ilegal. “Untuk kasus ini biasanya terjadi di desa-desa, tapi hingga saat ini, di Blora tidak ada laporan terkait hal tersebut,” tutupnya. (Hanafi – Lingkartv.com)