
Kabar 2 Mahasiswa KKN UGM Tenggelam di Maluku Utara Menyimpan Duka Mendalam
JAKARTA, Lingkartv.com – Kabar duka menyelimuti dunia pendidikan. 2 Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) meninggal dunia usai jalankan program kerja Kerja Kuliah Nyata (KKN) di Maluku Utara.
Kabarnya, perahu yang ditumpanginya mengalami kecelakaan yaitu tenggelam di perairan Debut pada Selasa (1/7) pukul 15.28 Waktu Indonesia Timur (WIT).
Diketahui, korban pertama yang ditemukan bernama Septian Eka Rahmadi (21 Tahun), mahasiswa Program Studi Teknologi Informasi, Fakultas Teknik UGM yang berasal dari Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).
“Kami sangat kehilangan sosok muda yang memiliki banyak potensi dan semangat. Semoga Almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya, dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan,” tutur Direktur Pengandian kepada Masyarakat (DPKM) UGM Rustamadji, pada Selasa (1/7).
Menurut pengakuan Rustamadji, Eka dikenal sebagai pribadi yang pintar, rendah hati, dan sangat berkomitmen dalam menuntut ilmu serta melayani masyarakat.
Korban kedua bernama Bagus Adi Prayogo (21 Tahun), mahasiswa Fakultas Kehutanan angkatan 2022 berasal dari Bojonegoro, Jawa Timur.
Bagus sempat dinyatakan hilang sebelum ditemukan dalam kondisi sudah tak bernyawa.
Sementara, 5 orang mahasiswa lain yang selamat masih dalam proses perawatan.
Insiden ini terjadi saat tujuh mahasiswa KKN-PPM UGM bersama lima warga lokal pergi mengambi pasir menggunakan 2 speedboat ke Pulau Wahru untuk program Revitalisasi Terumbu Karang menggunakan metode Artificial Patch Reef (APR).
Mereka berangkat pukul 11.00 WIT menuju ke Pulau Wahru. Di perjalanan pulang, salah satu speedboat yang ditumpangi terbalik akibat terjangan gelombang pasang dan angin kencang.
Langkah UGM Mengenai Kasus Ini
Melalui DPKM dan fakultas terkait, UGM menjalin koordinasi dengan Bupati serta jajaran Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara dan Kagama Maluku untuk memastikan penanganan darurat, serta memberikan pendampingan kepada mahasiswa yang selamat agar tidak mengalami trauma berat.
“UGM sedang melakukan koordinasi intensif antara DP, Kagama, dan mitra lokal, memberikan dukungan psikologis dan logistik kepada tim mahasiswa, serta memfasilitasi pemulangan jenazah ke daerah asal dengan pendampingan universitas,” tutur Titin Shofiana Firda. (*)
Sumber: Istimewa
Editor: Debby Sweta Stevani