Pendidikan

Pengamat Pendidikan Unnes Kritisi Kembalinya Sistem Penjurusan SMA: Apakah kebijakan Sebelumnya Dinilai Gagal?

Semarang, Lingkartv.com Tidak semua pihak menyambut positif kebijakan kembalinya sistem penjurusan tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Pengamat pendidikan dari Universitas Negeri Semarang (Unnes), Edi Subkhan, menilai bahwa pengembalian sistem penjurusan tingkat SMA merupakan suatu bentuk kemunduran dalam dunia pendidikan.

“Peniadaan jurusan sebelumnya dilakukan untuk menghapus stigma dan pengkastaan antara IPA, IPS, dan Bahasa. Dengan tidak adanya penjurusan, siswa punya kebebasan untuk memilih mata pelajaran yang sesuai dengan minat dan potensi mereka, termasuk bidang seperti seni dan budaya,” ujar Edi.

Menurutnya, Kurikulum Merdeka telah memberikan keleluasaan bagi siswa dalam menyiapkan diri menuju jenjang perguruan tinggi, dengan pendekatan yang lebih fleksibel. Ia juga menyoroti perlunya bimbingan yang baik dari guru dan kejelasan dari perguruan tinggi mengenai mata pelajaran yang menjadi syarat masuk jurusan tertentu.

Edi membandingkan sistem ini dengan praktik di negara-negara maju yang tidak membatasi siswa hanya pada tiga jurusan utama.

“Sistem di negara-negara maju lebih fleksibel dan menyesuaikan dengan kebutuhan individual siswa. Ini menunjukkan semangat akomodasi terhadap keberagaman potensi siswa,” tambahnya.

Ia juga menyoroti fenomena perubahan kebijakan yang terjadi setiap kali terjadi pergantian menteri.

“Saya khawatir jika kebijakan ini tidak didasarkan pada evaluasi menyeluruh. Apakah kebijakan sebelumnya dinilai gagal? Kalau belum jelas, maka pengembalian sistem lama ini belum memiliki dasar argumentatif yang kuat,” pungkasnya.  (Rizky Syahrul – Lingkartv.com)

Artikel Terkait

Back to top button