News

Resmi! “Desa Migran Emas” di Wonosobo Meluncur pada 25 Juni 2025

WONOSOBO, Lingkartv.com – Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PPMI), Abdul Kadir Karding, meresmikan peluncuran Desa Migran Emas di Desa Jlamprang, Kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Rabu (25/6).

Inisiatif ini menjadi bagian dari langkah strategis pemerintah dalam memperkuat sistem perlindungan bagi pekerja migran Indonesia (PMI) dari tingkat desa.

“Dalam upaya kita membangun tata kelola perlindungan pekerja migran Indonesia, maka salah satu upaya kita adalah membangun desa-desa migran emas.” Ujar Abdul Kadir Karding dalam sambutannya usai meluncurkan Desa Migran Emas dan Sosialisasi Peluang Kerja Luar Negeri di Wonosobo.

Komitmen “Desa Migran Emas” Lindungi Pekerja Migran

Konsep Desa Migran Emas mengedepankan kolaborasi lintas pemangku kepentingan di tingkat desa dengan fokus pada pemberian layanan informasi, sosialisasi, literasi migrasi, pendampingan usaha, hingga pencegahan keberangkatan non-prosedural.

Inti dari Desa Migran Emas di Wonosobo adalah gotong royong. Desa ini berkomitmen bahwa setiap warganya yang hendak bekerja ke luar negeri harus melalui jalur resmi sesuai prosedur. Ini juga didukung dengan peraturan desa dan regulasi dari pemerintah daerah.

Menurut Abdul Kadir, Wonosobo merupakan salah satu kantong pengirim PMI terbesar. Oleh karena itu, kerja sama dengan pemerintah kabupaten menjadi penting agar pengelolaan migrasi bisa lebih terstruktur dan aman.

“Bentuk layanan informasi, sosialisasi, literasi, pendampingan usaha dan juga hal-hal lain yang dibutuhkan untuk meminimalkan paling tidak suatu pemberangkatan secara ilegal. Jadi, ada komitmen dari desa bahwa semua orang yang mau berangkat ke luar negeri harus melalui prosedur yang ada.” Ujarnya.

Ia menambahkan bahwa penguatan pelindungan PMI juga harus dibarengi dengan peningkatan kualitas tenaga kerja yang dikirim karena penempatan pekerja terampil tidak hanya memberikan dampak ekonomi secara langsung. Akan tetapi, juga membawa perubahan positif dalam budaya kerja dan gaya hidup.

Menurut Abdul Kadir, bekerja di luar negeri misalnya, sebagai perawat di Jdepang itu bergaji minimal 15 juta hingga 25 juta per bulan, jadi hal itu cukup bagus untuk melakukan penyerapan tenaga kerja.

“Kita juga menginvestasikan sumber daya manusia karena kalau mereka berangkat ke sana itu yang dilakukan tidak hanya bekerja tetapi dia akan belajar dapat ketrampilan, pulang-pulang mereka tidak hanya membaw adevisa, tetapi juga membawa virus-virus positif untuk budaya kerja, untuk cara hidup yang lebih baik, sehat, dan bersih.” Pungkasnya. (*)

Sumber: Antara

Editor: Luthfia Khoirun Nisa’

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari lingkartv.com

Artikel Terkait

Back to top button