
Kimia Farma Berhasil Luncurkan Injeksi Anti Nyeri Buatan Dalam Negeri
JAKARTA, Lingkartv.com – PT Kimia Farma Tbk (KAEF) meluncurkan injeksi penghilang rasa nyeri yang dikembangkan di dalam negeri, yaitu Fentakaf.
Jumat (4/7), PT Kimia Farma melakukan peluncuran produk tersebut dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN) 2025.
Fentakaf diklaim sebagai obat anestesi yang aman dan efektif, sehingga dapat digunakan oleh dokter anestesi selama tindakan pembedahan.
“Ini menjadi langkah strategis perusahaan dalam memperkuat posisinya di segmen produk anestesi dan terapi insentif,” tutur Direktur Portofolio, Produk dan Layanan Kimia Farma Jasmine K. Karsono.
Tujuan Diluncurkannya Fentakaf Oleh Kimia Farma

Kimia Farma memberikan informasi kepada para dokter spesialis anestesi dalam rakernas untuk dapat memanfaatkan Fentakaf yang telah memenuhi standar mutu dan keamanan.
Fentakaf sendiri mengandung komponen lokal sebab dirancang untuk mengurangi ketergantungan terhadap obat anestesi impor.
Menurut Jasmine, Fentakaf adalah wujud nyata komitmen perusahaannya dalam mendukung ketahanan dan kesehatan nasional dengan mengembangkan obat-obatan produksi negeri sendiri.
“Kami meyakini, hadirnya Fentakaf menjadi salah satu upaya konkret dalam mengurangi ketergantungan terhadap produk impor dan menyediakan alternatif yang setara dari sisi mutu, keamanan, dan efikasi,” tuturnya.
Kimia Farma merupakan satu-satunya produsen farmasi di Indonesia yang mendapat izin resmi dari pemerintah untuk mendistribusikan obat-obatan yang termasuk dalam golongan narkotika.
“Produk Fentakaf tersedia dan dapat digunakan menggantikan produk impor tentanyl injeksi mulai Juli 2025,” terangnya.
Jasmine menekankan bahwa kolaborasi antara industri farmasi dan tenaga medis merupakan kunci utama dalam memastikan pemberian terapi yang berkualitas dan berkelanjutan bagi masyarakat.
Menurut pernyataan Jasmine, perusahannya terus mengokohkan posisinya sebagai pelopor dalam penyediaan obat-obatan stategis dalam negeri, sekaligus berperan penting dalam mendukung transformasi sistem kesehatan nasional menuju kemandirian dan ketahanan kesehatan bangsa. (*)
Sumber: Antara
Editor: Debby Sweta Stevani