PemerintahanPendidikan

Gubernur Jateng Minta Sekolah Hidupkan Kegiatan OSIS dan Ekskul

SEMARANG, Lingkartv.comGubernur Jateng Ahmad Luthfi meminta seluruh SMA/SMK di wilayahnya untuk kembali memasifkan kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan ekstrakurikuler. Tujuannya, supaya siswa lebih banyak menghabiskan waktu dengan kegiatan positif.

“Anak-anak yang terlibat di OSIS dan organisasi-organisasi ekstrakurikuler kita masifkan kembali,” kata Luthfi melalui keterangan tertulis yang diterima di Semarang, Jawa Tengah, Kamis, 22 Mei 2025.

Menurut Gubernur Jateng, kegiatan ekstrakurikuler dan OSIS menjadi salah satu upaya untuk memberikan ruang aktualisasi bagi para siswa. Sebab, usia SMA/SMK merupakan masa pubertas yang memiliki banyak energi.

Energi berlebih itu, lanjut dia, justru harus diarahkan dan disalurkan dengan baik. Karenanya, perlu difasilitasi dengan baik.

“Masifkan kembali belajar mengajar dengan pola asuh yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan. Komponen-komponen lain juga harus di-review agar benar-benar dapat memberikan ruang aktualisasi kepada anak-anak usia sekolah,” ujar Luthfi.

Kalaupun ada anak yang menyimpang, menurut dia, perlu dilakukan dengan pembinaan dengan baik. Sebab, di sekolah ada guru Bimbingan Konseling (BK) yang akan memberikan konseling.

“Kalau dia melakukan pelanggaran, sudah ada ketentuannya. Kalau di bawah umur, dia di bawah pembinaan kita. Kalau dia melakukan tindak pidana, ya kita pidana sesuai dengan hukum yang berlaku,” jelasnya.

Sebelumnya, Wakil Gubernur (Wagub) Jateng Taj Yasin Maimoen juga menyampaikan perlunya dilakukan pembinaan berbasis karakter terkait masih adanya kasus gangster yang melibatkan anak-anak di bawah umur.

“Kenakalan remaja ini masih timbul-tenggelam, kumat-kumatan. Dan yang sekarang muncul ini, banyak anak di bawah usia yang hanya ikut-ikutan,” ucap Taj Yasin saat menghadiri Halal Bihalal dan Harlah ke-79 Muslimat NU Kota Semarang, Sabtu, 17 Mei 2025 lalu.

Sebagai solusi, ia menggagas pendekatan berbasis pendidikan karakter, seraya menyebutkan jika pendekatan kreatif tak lagi mempan maka anak-anak tersebut bisa difasilitasi untuk belajar di pesantren atau “boarding school”.

Bahkan, di Jateng sedang dijalankan program Kecamatan Berdaya yang tidak hanya menyasar perempuan, anak, dan penyandang disabilitas, tapi juga mencakup anak-anak zilenial.

Sosok yang akrab disapa Gus Yasin itu juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas organisasi dalam upaya membina generasi muda dan menjaga ketahanan sosial masyarakat.

“Kami rangkul semua elemen, termasuk Muslimat, Fatayat, IPNU, IPPNU, Aisyiyah, semua kami beri ruang,” tuturnya. (Ika Tamara / Lingkartv.com)

Artikel Terkait

Back to top button