BudayaHiburanNews

Tari Turuk Langgai Mentawai Simbol Ritual Pembersihan dan Penyembuhan

KEPULAUAN MENTAWAI, Lingkartv.com – Tari tradisional Turuk Langgai di Desa Matotonan, Siberut Selatan, Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat dilaksanakan pada Jumat (4/7/2025).

Sejumlah Sikerei (dukun Mentawai) menggelar tarian tradisional dengan menirukan gerakan hewan ini dipercaya sebagai cara untuk berkomunikasi dengan roh-roh gaib, termasuk roh leluhur, yang diyakini dapat membantu proses pembersihan dan penyembuhan.

Sejarah Tari Turuk Langgai Mentawai

Tari Turuk Langgai muncul pada sekitar abad ke-17 sebagai bagian dari upacara pengobatan, yang melibatkan Sikerei.

Tarian yang sudah berusia lebih dari 300 tahun ini berasal dari suku Mentawai yang memiliki ikatan sangat kuat dengan alam. Hal tersebut bisa dilihat dari gerakan Tari Turuk Langgai yang diangkat dari lingkungan sekitar berupa menirukan gerakan-gerakan hewan.

Dalam prosesi tarian ini biasanya dilakukan pada malam hari sebab masyarakat percaya bahwa komunikasi dengan roh gaib dengan para Sikerei akan lebih berjalan lancar di waktu tersebut.

Seiring berkembangnya zaman, kini tarian ini lebih sering dijadikan sebagai hiburan.

3 properti penting dalam tarian ini ada manik-manik, dedaunan, dan bulu unggas. Manik-manik sebagai aksesoris pengikat yang diletakkan di kepala Sikerei. Dedaunan dipegang di kedua tangan sambil menari, dan juga diselipkan di punggung bagian belakang sebagai ekor. Bulu unggas diletakkan di kepala Sikerei.

Selain itu, Sikerei juga mengenakan berbagai macam motif kalung.

Dalam Tari Turuk Langgai ini, dikenal dengan istiah “disetujui atau tidak”. Jika roh-roh gaib menyetujui, maka tarian dapat dilanjutkan. Jika tidak, maka akan berisiko didatangi roh-roh jahat yang akan membawa bencana, seperti penyakit hingga kematian.

Ciri tarian disetujui dapat dilihat melalui tiga lembar usus ayam. Apabila pada usus terlihat bercak hitam, tidak ada tanda-tanda berwarna merah, usus lurus dan bulat segar ketika dibentangkan, maka dapat diartikan bahwa roh gaib menyetujui tarian tersebut sehingga prosesi dapat dilanjutkan.

Semua tari tradisional di Indonesia pasti memiliki fungsi dan tujuan selain adanya sejarah yang menjadi latar belakangnya. Sama halnya dengan Tari Turuk Langgai yang memiliki tujuan untuk menghibur roh gaib, agar roh tersebut tidak meninggalkan tubuh pasien. Karena jika roh tersebut pergi, maka si pasien akan meninggal dunia.

Tari Turuk Langgai ini juga berfungsi sebagai penyampai nilai-nilai luhur untuk masyarakat sekitar, misal nilai persatuan, kemakmuran, cinta kasih dan perdamaian antar suku. (*)

Sumber: Antara

Editor: Debby Sweta Stevani

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari lingkartv.com

Artikel Terkait

Back to top button