
Pemprov Jateng Anggarkan Rp23 Miliar untuk Biaya Penghuni Panti
Semarang, Lingkartv.com – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah atau Pemprov Jateng mengalokasikan anggaran hampir Rp23 miliar pada 2025, untuk membiayai sekitar 6.470 penghuni di 57 panti sosial yang berada di bawah naungan pemerintah daerah.
Hal ini disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi saat meninjau Panti Sensorik Netra Penganthi di Kabupaten Temanggung, beberapa waktu lalu.
Khusus di Panti Penganthi, terdapat sekitar 62 penghuni, terdiri atas 50 laki-laki dan 12 perempuan. Dari jumlah tersebut, 43 orang merupakan penyandang total blind dan 19 orang low vision.
“Saya pingin, termasuk dari dinas, cari sebanyak-banyaknya masyarakat Indonesia yang membutuhkan, untuk dimasukkan ke panti kita. Hadirnya negara diperlukan bagi anak-anak atau masyarakat yang memiliki kekurangan,” ujar Luthfi melalui keterangan tertulis yang diterima di Semarang, Senin (21/7).
Luthfi menambahkan, para penyandang disabilitas netra di panti tersebut mendapatkan berbagai pelatihan untuk menunjang kemandirian. Mereka dilatih berjalan menggunakan tongkat, membuat kerajinan, memijat, hingga berkesenian.
“Mereka harus siap pakai. Minimal bisa mandiri. Bisa mengurus dirinya sendiri, tidak membebankan keluarganya, tidak membebankan masyarakat, juga memiliki semangat hidup,” lanjutnya.
Pemprov Jateng Tinjau Fasilitas Panti Sosial
Dalam kunjungan tersebut, Gubernur Luthfi juga meninjau fasilitas serta berdialog langsung dengan sejumlah penghuni panti. Ia mengakui masih ada beberapa fasilitas yang perlu ditingkatkan, namun secara umum para penghuni merasa senang tinggal di panti.
“Penghuni panti sudah saya wawancarai, mereka senang kemudian mereka bangga, mereka dihargai, terus mereka merasa hadirnya negara ada, dan ini merupakan suatu keluarga besar, yang panti-panti di Jawa Tengah betul-betul kita openi,” jelasnya.
Salah satu penghuni, Muh Nur Farid asal Wonosobo, mengungkapkan kegembiraannya saat mengetahui bahwa yang menanyainya adalah Gubernur Jawa Tengah. Farid, yang telah tinggal di panti selama tiga tahun, merasa cukup dan senang dengan lingkungan panti.
“Oo, Pak Gubernur. Minta foto. Saya sudah tiga tahun di sini. Orang tua sudah sepuh, jadi jarang ke sini. Sampun cekap di sini, senang banyak temannya,” ucap Farid.
Gubernur juga menyapa penghuni lain yang sedang belajar membaca dan mengaji menggunakan alat bantu braile. Di ruangan itu, Luthfi berdialog dengan Arista (21) asal Magelang.
“Terima kasih Pak Gubernur sudah datang ke sini, sudah jenguk kita-kita yang punya kekurangan maupun kelebihan. Kita punya kekurangan. Kekurangan itu bukan buat patokan untuk menyerah, melainkan untuk bangkit,” kata Arista. (Rizky Syahrul – Lingkartv.com)