
Jakarta, Lingkartv.com – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menilai industri wastra seperti tenun, batik, songket, dan ikat memiliki potensi pertumbuhan yang besar serta semakin diminati baik di pasar lokal maupun internasional.
Produk-produk wastra ini dinilai mampu menjawab tren fashion ramah lingkungan yang kini tengah digandrungi. Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita, saat menghadiri UKM-IKM Trade Expo (UITE) 2025 di Jakarta, baru-baru ini.
“Pemerintah tidak hanya ikut mendorong dan men-support. Tetapi, memberikan pendampingan dari hulu ke hilir. Mulai dari aspek produksi, perizinan, sertifikasi sampai pemasaran digital dan ekspor,” jelasnya.
Reni menyatakan komitmennya dalam membina pelaku industri kecil dan menengah (IKM) agar naik kelas dan mampu menembus pasar global. Ia berharap produk wastra Indonesia dapat mendunia.
Menurutnya, pertumbuhan industri wastra tidak hanya mendukung sektor ekonomi kreatif, tetapi juga berperan menjaga warisan dan kearifan lokal.
“Tujuan akhirnya, ya agar dapat menjaga warisan dan kearifan lokal,” tambahnya.
Industri Wastra Tidak Terbatas pada Fashion
Reni menambahkan bahwa pasar wastra saat ini tidak terbatas pada fashion, tetapi juga berkembang ke produk kombinasi seperti pakaian dan tas, dengan potensi ekspor yang semakin luas.
Kementerian Perindustrian, lanjutnya, memberikan perhatian khusus pada industri wastra karena keterkaitannya dengan konsep berkelanjutan. Konsep ini sejalan dengan permintaan konsumen global terhadap produk yang ramah lingkungan.
Ia juga menyoroti tren fast fashion sebagai tantangan bagi industri tekstil saat ini.
Gaya hidup konsumen yang cepat berubah serta kemudahan akses pasar digital memicu perilaku konsumtif terhadap pakaian berbahan tidak ramah lingkungan, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap peningkatan limbah padat. (Ceppy Febrinika Bachtiar – Lingkartv.com)