
SEMARANG, Lingkartv.com – Kementerian Kebudayaan resmi meluncurkan program Lokakarya Konservasi dan Inovasi Musik Tradisi Indonesia atau Lokovasia 2025 di Gedung Oudetrap, kawasan Kota Lama Semarang.
Program ini ditujukan untuk menghidupkan kembali musik tradisi Indonesia dengan pendekatan kekinian dan kolaboratif.
Direktur Jenderal Pengembangan Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan (PPPK) Kemenbud, Ahmad Mahendra, menyebutkan bahwa harapan besar disematkan pada musik Indonesia agar bisa menjadi ujung tombak dalam menciptakan Indonesian Wave, layaknya pencapaian negara lain di sektor hiburan.
“Bapak Menteri Kebudayaan menginginkan musik Indonesia bisa menjadi garda depan dalam menciptakan Indonesian Wave, seperti halnya musik dan film dari negara-negara tetangga agar Indonesia semakin menunjukkan kontribusinya terhadap peradaban dunia,” ujar Mahendra.
Lokovasia 2025 Jadi Jembatan Inovasi Musik Tradisi Lintas Generasi
Menurutnya, program ini tidak hanya berorientasi pada pelestarian simbolik, tetapi berupaya menjadikan musik tradisi sebagai praktik hidup di tengah kuatnya arus globalisasi dan terus relevan.
“Lokovasia hadir sebagai ekosistem pembelajaran dan ekspresi yang inklusif. Di sinilah para komponis, peneliti, komunitas, dan musisi muda dari berbagai latar belakang dipertemukan dalam satu jalinan kolaborasu lintas daerah, bahkan lintas negara Asia,” jelasnya.
Tahun ini, Universitas Negeri Semarang (Unnes) dan Pemerintah Kota Semarang ditunjuk sebagai tuan rumah Lokovasia 2025. Program akan berlangsung hingga Oktober 2025 dan terbuka untuk publik.
Adapun rangkaian kegiatan terdiri dari sosialisasi, pendaftaran peserta, kurasi, mentoring daring, visitasi mentor ke daerah peserta, hingga pertunjukkan puncak berupa showcase dan ekshibisi di Kampung Budaya FBS UNNES dan Taman Budaya Raden Saleh.
Tokoh musik kontemporer, Otto Sidharta dan Dewa Alit, menjadi mentor utama dalam Lokovasia tahun ini. Pembukaan Lokakarya Konservasi dan Inovasi Musik Tradisi Indonesia 2025 dimulai dengan kegiatan sosialisasi dan pengenalan Lokovasia 2025.
Ketua Lokakarya Konservasi dan Inovasi Musik Tradisi Indonesia 2025, Setyawan Jayantoro, dari Yayasan Musike SJ, menegaskan bahwa Lokovasia dirancang sebagai ruang aktif untuk inovasi budaya yang tidak melupakan akar identitasnya. (*)
Sumber: Antara
Editor: Luthfia Khoirun Nisa’