MAGETAN, Lingkartv.com – Perhutani BKPH Lawu Selatan enegaskan bahwa video yang beredar di media sosial memperlihatkan sekelompok orang mengenakan gamis putih mengelilingi Tugu Puncak Gunung Lawu pada Jumat (11/7) bukan merupakan sebuah penyimpangan aliran kepercayaan.
Kepastian tersebut disampaikan oleh Asisten Perhutani BKPH Lawu Selatan Mulyadi, usai meminta klarifikasi langsung dari ketua kelompok yang bersangkutan.
“Total perkiraan ada 100 orang. Mereka yang melaksanakan ritual berasal dari Sumber Banggi Kabupaten Purwodadi,” tutur Mulyadi, Senin (14/7).
“Mereka dari kelompok Nahdlatul Ulama. Mereka melakukan kegiatan ini setiap tahun di puncak Gunung Lawu dengan maksud ziarah, untuk menghormati Sunan Gunung Lawu,” tambahnya.
Hal tersebut diketahui berdasarkan keterangan ketua kelompok kepada pihak Perhutani BKPH Lawu Selatan. Mereka mengaku bukanlah kelompok aliran sesat. Tujuan kegiatan yang dilakukan guna berziarah.
Ritual tersebut ternyata sudah dilakukan sebanyak 14 kali, setelah tanggal 11 Suro.
“Kemudian bacaan-bacaan yang diucapkan pun itu juga tawasul, tidak keluar dari ajaran agama Islam menurut pengakuan dari perwakilan kelompok,” terang Mulyadi.
Penjelasan Perhutani BKPH Lawu Selatan Terkait Ritual di Gunung Lawu
Para peserta naik gunung pada Kamis pagi, kemudian berkemah di atas. Pada hari Jumat menjelang salat Jumat, mereka baru berganti pakaian serba putih dan melaksanakan ritual.
Pihak Perhutani BKPH Lawu Selatan melakukan klarifikasi usai media sosial dihebohkan dengan video sekelompok orang mengenakan gamis putih dan sorban mengelilingi Tugu Puncak Gunung Lawu searah jarum jam.
Pendaki yang menyaksikan peristiwa tersebut merasa heran dan mengira kegiatan tersebut adalah ritual aliran sesat. Pasalnya, seusai mengelilingi Tugu Puncak Gunung Lawu, para peserta ritual duduk bersila seperti sedang memanjatkan doa. (*)
Sumber: Istimewa
Editor: Debby Sweta Stevani
