
Cegah Perkawinan Anak, DINSOSP3AKB Kabupaten Pati Buat Gerakan Bersama
PATI, Lingkartv.com – Di tengah tantangan sosial yang kian kompleks, satu hal tetap jadi perhatian utama DINSOSP3AKB Kabupaten Pati: melindungi anak-anak dari perkawinan anak. Di Bumi Mina Tani, upaya itu tidak hanya jadi wacana—ia menjadi gerakan bersama.
Melalui kegiatan “Penggerakan dan Pemberdayaan Masyarakat dalam Pencegahan Perkawinan Anak”, berbagai unsur masyarakat turun tangan langsung. Mulai dari Kasi Kesos kecamatan, Tim SAPA, DISDIKBUD, Kementerian Agama, Pengadilan Negeri, hingga Forum Anak. Semuanya bersatu dalam semangat yang sama: membangun lingkungan yang aman, mendukung, dan penuh harapan bagi generasi muda.
Kegiatan ini dilaksanakan di Setda Kabupaten Pati pada 12 Juni 2025, dengan suasana yang tak hanya formal, tapi juga akrab dan menggugah. Para peserta duduk bersama dalam satu lingkaran kesadaran—bahwa perkawinan anak bukan solusi, melainkan ancaman masa depan. Bahwa anak-anak tidak seharusnya dipaksa jadi dewasa sebelum waktunya.
Kabid PPPA Hartini mengatakan, pihaknya ingin meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya perkawinan anak, serta membangun kolaborasi yang kuat antara tim sapa, DISDIKBUD, Kementerian Agama, Pengadilan Negeri dan para remaja sendiri.
DINSOSP3AKB Kabupaten Pati mendorong agar upaya pencegahan dilakukan secara menyeluruh, mulai dari edukasi, dialog lintas generasi, hingga aksi nyata di tingkat desa.
Kepala DINSOSP3AKB Kabupaten Pati, Aviani Tritanti Venusia mengatakan, “Pergaulan di kalangan remaja itu penting. Kita semua butuh teman, sahabat, dan koneksi sosial. Tapi perlu diingat, semua itu ada batasnya. Menjadi remaja bukan berarti bebas tanpa arah. Justru di usia inilah kita belajar menjaga diri, menghormati orang lain, dan membangun persahabatan yang sehat.”
Pesan itu menjadi pengingat bahwa menjadi remaja yang bertanggung jawab bukan berarti harus menutup diri, tapi tahu kapan harus berkata “cukup” dan berani berkata “tidak”.
Narasumber dari LPA Klaten Hidayatus Sholihah dan Ketua Komunitas Cinta Anak Negeri Kabupaten Pati Yuli Perdy Wibowo, menyampaikan apa itu perkawinan anak, dampaknya terhadap pendidikan dan kesehatan, serta faktor-faktor penyebab seperti tekanan ekonomi, norma budaya, dan kurangnya edukasi kesehatan reproduksi.
Para peserta juga diajak menyusun strategi pencegahan melalui peran keluarga, sekolah, masyarakat, dan tokoh agama.
Selama kegiatan berlangsung, Forum Anak Kabupaten Pati turut ambil peran aktif. Mereka menyampaikan suara mereka melalui diskusi terbuka. Para anggota Tim SAPA juga berbagi pengalaman lapangan, tentang bagaimana mereka menemui kasus-kasus anak yang hampir dinikahkan karena alasan ekonomi, tekanan keluarga, atau minimnya pengetahuan.
Dari diskusi kelompok hingga sesi edukasi interaktif, para peserta diajak untuk menggali akar persoalan dan bersama-sama merumuskan solusi. Tidak ada ceramah satu arah—yang ada adalah ruang dengar, ruang empati, dan ruang aksi.
DINSOSP3AKB Kabupaten Pati berharap bahwa kegiatan ini bukan akhir, tapi awal dari gerakan yang lebih luas. Upaya ini akan terus disinergikan dengan program perlindungan anak lainnya, termasuk edukasi reproduksi sehat, penguatan ekonomi keluarga, dan pelibatan tokoh agama dalam perubahan norma sosial.
“Karena setiap anak berhak bermimpi. Dan tugas kita adalah memastikan mimpi itu tidak terputus oleh perkawinan anak,” pungkasnya. (HMS / Lingkartv.com)