
SEMARANG, Lingkartv.com – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Diponegoro (Undip) resmi menyatakan mundur dari keanggotaan Aliansi BEM Seluruh Indonesia Kerakyatan (BEM SI Kerakyatan). Keputusan ini diambil atas dasar Munas BEM SI yang diselenggarakan di Universitas Dharma Andalas, Padang, Sumatera Barat, pada 13-19 Juli 2025 dinilai mencederai nilai perjuangan mahasiswa.
Ketua BEM Undip Aufa Atha Ariq menyampaikan bahwa pihaknya menilai kehadiran pilotikus, pejabat daerah, aparat kepolisian, hingga pejabat Badan Intelejen Negara (BIN) dalam forum tersebut tidak etis.
Ariq menyoroti pua kehadiran karangan bunga ucapan selamat dari BIN Daerah Sumbar, yang dianggap simbolik namun kontraproduktif dengan realitas represif yang dialami mahasiswa di berbagai demontrasi akhir-akhir ini.
Pernyataan sikap BEM Undip ini menyusul langkah BEM KM UGM yang sehari sebelumnya juga menarik diri dari aliansi BEM SI, dengan alasan serupa; melemahnya independensi gerakan mahasiswa dan masuknya unsur kekuasaan dalam ruang perjuangan.
Langkah dua BEM besar ini menjadi indikasi serius adanya krisis kepercayaan terhadap arah gerak Aliansi BEM SI, yang selama ini dikenal vokal terhadap isu-isu kerakyatan dan demokrasi.
“Tak pantas. Seharusnya bahas eskalasi gerakan mahasiswa dan fokus pada solidaritas bersama,” tutur Ariq saat dihubungi pada Minggu (20/7).
Kekecewaan BEM Undip Terhadap Keberjalanan Munas

Pernyataan lengkap BEM Undip yang keluar dari Aliansi BEM SI menggambarkan kekecewaan mendalam terhadap penyeenggaraan Munas BEM SI 2025.
Kritik utama tertuju pada masuknya unsur kekuasaan ke dalam forum strategis yang seharusnya menjadi ruang murni perjuangan mahasiswa.
Dalam Munas ini, hadir sejumah tokoh dari unsur politik dan aparat negara, yaitu Ketua Umum Partai Perindo, Menteri Pemuda dan Olahraga, Wakil Gubernur Sumatera Barat, Kepala Kepolisian Daerah Sumbar, dan BIN Daerah Sumbar.
Diketahui, mereka hadir, berpidato, berfoto bersama, bahkan mengirimkan karangan bunga ucapan selamat, termasuk yang dikirim langsung oleh Kepala BIN Daerah Sumbar.
Ariq menilai bahwa forum ini sudah berubah menjadi ajang pencitraan politik praktis, menjauh dari gerakan mahasiswa yang independen dan kritis terhadap kekuasaan.
Kemudian, BEM Undip menggelar musyawarah interna dengan seluruh aliansi BEM Se-Undip sebelum menyatakan sikap keluar dari BEM SI.
“Kami enggan menjadi bagian dari kemunduran dan perpecahan gerakan,” jelas Ariq. (*)
Sumber: Istimewa
Editor: Debby Sweta Stevani