
Semarang, Lingkartv.com – Isu beras oplosan kembali meresahkan masyarakat Kota Semarang di tengah gejolak harga dan penurunan kualitas pangan.
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, menyatakan rasa muaknya terhadap praktik curang ini yang sangat merugikan warga.
“Sebenarnya njelehi (jijik), ya. Apalagi Satgas Pangan sudah di mana-mana dan yang ketangkap juga banyak. Kok ya masih ada,” ujar Agustina di Balai Kota Semarang, Rabu (16/7/2025).
Ia mengakui, maraknya beras oplosan mengindikasikan pengawasan pangan yang belum optimal.
“Ini tugas kita semua untuk memastikan pangan itu berkualitas, bergizi, dan tidak membahayakan,” tegasnya.
Tim Srikandi Siap Awasi Beras Oplosan
Untuk itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang akan memperkuat pengawasan peredaran beras. Agustina mengungkapkan rencana pembentukan tim tambahan bernama Satgas Srikandi yang akan melibatkan unsur perempuan untuk membantu operasi pasar.
“Satgas Pangan akan dibantu oleh Srikandi untuk operasi pasar,” jelasnya.
Sanksi tegas menanti para pelaku pengedar beras oplosan. “Untuk pelanggaran kecil mungkin bisa ditegur, tapi kalau skala besar, ya harus diproses hukum,” imbuhnya.
Agustina juga menyoroti bahaya beras oplosan, terutama jika berasal dari beras rusak atau sisa olahan pakan ternak.
“Nutrisinya sudah jauh berkurang, dan kalau sampai dikonsumsi manusia bisa berbahaya. Ini betul-betul merugikan masyarakat dan harus kita lawan bersama,” serunya.
Keresahan serupa dirasakan warga. Sri Kusmiati (50), seorang ibu rumah tangga, mengeluhkan aroma dan rasa beras yang kini berbeda.
“Kalau masak nasi dulu itu wanginya bisa semerbak ke seluruh rumah. Tapi sekarang? Kadang malah tercium bau ‘apek’. Rasa nasinya juga beda,” ungkapnya.
Sri mengaku kecewa jika beras premium yang dibelinya ternyata oplosan. “Kalau isinya ternyata oplosan, ya kecewa. Ini merugikan kami sebagai konsumen,” pungkas Sri. (Lingkar Media Group Network – Lingkartv.com)