PendidikanHiburanNews

2 Spesies Katak Baru Ditemukan Pegunungan Meratus Kalimantan

ANTARA, Lingkartv.com – Tim peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) secara resmi mengumumkan penemuan dua spesies katak baru bertaring dari famili Dicroglossidae yang berasa dari kawasan Pegunungan Meratus, yang membentang di Kalimantan Tengah dan Selatan.

Kedua spesies baru tersebut diberi nama Limnonectes maanyanorum sp. nov. dan Limnonectes nusantara sp. nov., yang sebelumnya dikira termasuk dalam spesies yang lebih umum, yakni Limnonectes kuhlii.

“Penemuan ini menjadi kontribusi penting dalam upaya mendokumentasikan keanekaragaman herpetofauna Kalimantan, serta menegaskan peran penting wilayah Meratus dalam konservasi spesies endemik,” tutur Profesor Riset bidang Herpetologi PRBE BRIN, Amir Hamidy melalui keterangan di Jakarta, Rabu (16/7).

Amir menjelaskan bahwa Limnonectes maanyanorum sp. nov. ditemukan di kawasan Gunung Karasik, Kalimantan Tengah.

Latar Belakang Penamaan Spesies Katak Baru

Penamaan ilmiah spesies ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada masyarakat adat Dayak Maanyan yang mendiami wilayah tersebut.

Di kalangan masyarakat lokal, katak baru yang ditemukan ini dikenal dengan sebutan Senteleng Watu, yang berarti “katak batu”.

Sementara itu, Limnonectes nusantara sp. nov. ditemukan di wilayah Loksado dan Paramasan, Kalimantan Selatan.

Nama “Nusantara” dipilih sebagai simbol identitas nasional Indonesia, sekaligus sebagai penghormatan terhadap lokasi Ibu Kota Negara (IKN) yang baru, yang berada di Pulau Kalimantan.

Di daerah asalnya, katak baru ini dikenal dengan nama Lampinik oleh masyarakat Dayak Meratus.

“Kedua spesies ini berukuran tubuh sedang dan memiiki ciri khas berupa ‘taring’ (struktur tulang menonjol) di rahang bawah, terumata pada katak jantan. Jari-jari kaki mereka berselaput penuh, kulit tubuh berbintil, dan memiliki warna serta pola tubuh yang khas. Bentuk bintil dan ukuran taring menjadi pembeda penting antara keduanya,” jelas Amir.

Amir memaparkan bahwa hasil analisis genetik dan morfologi menunjukkan kedua katak baru tersebut merupakan garis keturunan yang secara signifikan berbeda, ditinjau dari jarak genetik pada sebagian sekuens gen 16S rRNA serta kombinasi karakter morfologis yang unik.

Sementara itu, analisis filogenetik mengungkap bahwa L. maanyanorum dan L. nusantara masing-masing membentuk klad monofiletik dengan dukungan statistik yang sangat kuat. Keduanya juga memiiki jarak genetik yang signifikan jika dibandingkan dengan spesies lain dalam genus yang sama.

Temuan ini semakin menguatkan status L. maanyanorum dan L. nusantara sebagai spesies baru.

“Penemuan ini menunjukkan bahwa Kalimantan masih menyimpan banyak misteri biologis. Kita perlu terus melakukan eksplorasi dan penelitian, terutama di wilayah yang belum banyak dijangkau,” tegas Amir.

Menurut Amir, penemuan ini menegaskan pentingnya eksplorasi biodiversita serta penguatan kebijakan konservasi yang didasarkan pada data ilmiah, terutama di wilayah-wilayah tropis yang masih minim terjamah.

Kalimantan, sebagai bagian dari kawasan Sundaland yang dikenal memiliki kekayaan spesies endemik yang tinggi, menjadi salah satu fokus utama dalam upaya pelestarian keanekaragaman hayati.

Diketahui, penemuan dua spesies baru katak bertaring ini merupakan hasi kolaborasi antara Tim Peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi (PRBE) BRIN, Aichi University of Education, Kyoto University, dan Universitas Palangkaraya.

Hasil penelitian tersebut telah dipublikasikan dalam jurna ilmiah internasional Zootaxa (Zootaxa 5575 (3): 387-408) pada 24 Januari 2025, dengan judul “Two new spesies of fanged frog from Southeastern Borneo, Indonesia” yang dapat diakses melalui tautan berikut.

Sumber: Antara

Editor: Debby Sweta Stevani

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari lingkartv.com

Artikel Terkait

Back to top button