
Firman Soebagyo Pertanyakan Kejanggalan Pergantian Dirut Bulog: Ada Apa di Baliknya?
JAKARTA, Lingkartv.com – Anggota Komisi IV DPR RI, Firman Soebagyo, angkat bicara terkait pergantian mendadak Direktur Utama Perum Bulog yang dinilainya janggal dan menimbulkan banyak tanda tanya. Ia mempertanyakan alasan di balik pencopotan Letjen TNI (Purn) Novi Helmy Prasetya yang dilakukan oleh Kementerian BUMN melalui Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor: SK-179/MBU/06/2025 tertanggal 30 Juni 2025.
Tak hanya itu, hanya berselang tiga hari, santer terdengar kabar bahwa telah keluar Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor SK-192/MBU/07/2025 tertanggal 3 Juli 2025, yang mengangkat Mayor Jenderal TNI Achmad Rizal Ramdhani sebagai Direktur Utama definitif. Namun hingga kini, menurut informasi yang beredar, SK tersebut disebut-sebut masih ditangguhkan.
“Ya kita mempertanyakan ada apa dengan Bulog dan akan dibawa ke mana Bulog, dan siapa aktor di balik gonjang-ganjing Bulog ini. Belum seumur jagung Dirut Bulog Letjen Novi yang didapuk menjadi Dirut Perum Bulog, tiba-tiba diganti mendadak dan ditunjuk Plt Direktur Pengadaan Bulog, Prihasto, sebagai Plt, padahal masih ada Mayjen Tofiq sebagai Wadir Bulog,” ujarnya kepada Redaksi Lingkartv.com pada Minggu (6/7/2025).
Pergantian Empat Kali dalam Setahun Dinilai Tak Wajar
Firman menilai, pergantian pucuk pimpinan Bulog dalam waktu yang sangat singkat dan bahkan disebut terjadi empat kali dalam setahun adalah hal yang tidak lazim. Ia menduga, jangan-jangan ada desakan dari kelompok tertentu atau pemain besar yang ikut campur dalam dinamika internal Bulog.
“Ini sangat tidak lazim dan mengejutkan kita semua. Setelah Direktur Pengadaan diangkat jadi Plt, baru dua hari dua malam sudah terbit surat keputusan Menteri BUMN pergantian lagi, Plt Dirut Bulog digantikan oleh Letjen A. Rizal menjadi Dirut Bulog yang sebelumnya menjabat Satgas Pangan Merauke,” ujarnya.
“Seperti petir di siang bolong, Dirut yang baru satu hari sudah diberhentikan lagi. Lalu yang menjadi sebuah pertanyaan besar, siapa di balik ini? Ada kepentingan apa gonjang-ganjing Bulog seperti ini? Jangan-jangan ada kepentingan pemain besar dalam mengintervensi Bulog,” lanjutnya.
Firman Soebagyo: Isu Beras Oplosan Jadi Alasan Terselubung?
Politisi senior Partai Golkar ini juga menyinggung kemungkinan bahwa pergantian Dirut Bulog Novi Helmy disebabkan oleh anomali kenaikan harga beras berkualitas rendah dan isu beras oplosan yang muncul di sejumlah wilayah. Firman menduga, isu tersebut bisa saja dijadikan pintu masuk untuk mendepak Novi dari jabatannya.
“Apakah gejolak kenaikan harga beras dengan kualitas rendah dan isu beras oplosan ini hanya sekadar dijadikan pintu masuk untuk menggusur Novi dari kursi orang nomor satu di Bulog? Kita masih ingat, kalau ini persis skenario pergantian Wahyu yang dilengserkan begitu cepat karena dianggap tidak mampu mengendalikan Bulog untuk menyerap gabah dan beras petani all condition, padahal sesuai nalar kami, argumentasi Wahyu saat itu adalah sangat benar,” tutupnya. (Nailin RA / Lingkartv.com)